Just For You

Kamis, 04 Maret 2010

Seorang Ayah

Biasanya, bagi seorang anak yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya... akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Ayah?

Mungkin karena Mama lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah-lah yang mengingatkan Mama untuk menelponmu?

Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Mama-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, tapi tahukah kamu, bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah lelah Ayah selalu menanyakan pada Mama tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

Pada saat dirimu masih seorang anak kecil.. Ayah biasanya mengajari anak kecilnya naik sepeda. Dan setelah Ayah mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu...

Kemudian Mama bilang : "Jangan dulu Ayah, jangan dilepas dulu roda bantunya"
Mama takut anak manisnya terjatuh lalu terluka....

Tapi sadarkah kamu?

Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu anak kecilnya PASTI BISA.

Saat kamu sakit pilek, Ayah yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata: "Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!".
Berbeda dengan Mama yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.


Ketika kamu menjadi dewasa.... dan kamu harus pergi kuliah dikota lain... Ayah harus melepasmu di terminal/stasiun.
Tahukah kamu bahwa badan Ayah terasa kaku untuk memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati...
Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Mama dan memelukmu erat-erat.
Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata "Jaga dirimu baik-baik ya sayang".
Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT...kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.


Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah.
Ayah pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.


Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.
Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat anak kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang...


Sampai saat seorang teman mengajakmu menikah
Ayah akan sangat berhati-hati memberikan izin...
Karena Ayah tahu.....
Bahwa bahwa orang itu apakah benar2 baik untukmu
Dan akhirnya.... Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan
bersama seseorang yang di anggapnya pantas menggantikannya, Ayah
pun tersenyum bahagia....


Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
Ayah menangis karena sangat berbahagia, kemudian Ayah berdoa.... Dalam lirih doanya kepada Tuhan, Ayah berkata: "Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik.... anak kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi orang yang gagah.... Bahagiakanlah ia bersama pendampingnya..."
Setelah itu Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk...
Dengan rambut yang telah dan semakin memutih...
Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya....
Ayah telah menyelesaikan tugasnya....

Terima Kasih Ayah... I Love Full...............

Artikel-Artikel terkait

0 komentar:

Posting Komentar